Anak yang terkena meningitis pada saat kecil berkemungkinan lebih
besar untuk tidak lulus sekolah dan tidak menghasilkan banyak uang saat
dewasa, ungkap sebuah penelitian.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa meningitis bisa mempengaruhi
kemampuan otak anak dalam waktu yang lama. Karena meningitis yang
menyebabkan peradangan di sekitar otak akan menyebabkan beberapa
jaringan otak tak berfungsi. Meski begitu, penemuan kali ini cukup
menarik karena peneliti berhasil menelusuri keadaan pendidikan dan
ekonomi pasien saat dewasa.
"Anak-anak yang terkena meningitis memang bisa diselamatkan. Ini
adalah berita yang menggembirakan. Namun kami juga melihat adanya efek
jangka panjang," ungkap Dr Casper Roed, ketua peneliti dari Copenhagen
University Hospital, Denmark, seperti dilansir oleh Reuters (23/04).
Roed dan koleganya mengamati dan menelusuri 2.800 remaja Denmark yang
didiagnosis terkena meningococall, pneumococcal, atau meningitis sejak
tahun 1977 sampai 2007. Mereka menggunakan data pendidikan nasional dan
data ekonomi untuk membandingkan partisipan dengan anak lain yang
berjenis kelamin dan berusia sama namun tidak memiliki meningitis.
Peneliti menemukan bahwa setelah berusia 35 tahun, antara 41 dan 48
persen orang yang mengalami meningitis pada saat kecil lulus dari
sekolah. Angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan 52 - 53 persen
yang tidak mengalami meningitis saat masih kecil.
Sekitar 84 - 91 persen orang yang masa kecilnya terkena meningitis
berkecukupan secara ekonomi saat dewasa, dibandingkan dengan 94 - 95
persen orang yang kecilnya tidak mengalami meningitis.
Menurut Roed, hal ini disebabkan oleh efek meningitis yang berdampak
lama hingga anak-anak beranjak dewasa. Meski begitu, faktor ekonomi
keluarga juga bisa menjadi salah satu faktor risiko anak terkena
meningitis.
sumber : klik disini